Rabu, 25 Juli 2007

Knowledge Tentang Kaca Film

Karakteristik Kaca
Kaca memilki karakteristik dasar, yaitu reflektif (memantulkan), yang menjadi tantangan untuk produsen kaca film. Dalam keadaan polos (bening), tingkat pantulan kaca berkisar antara 6-9% dari intensitas objek asli yang ada di depannya.
Tingkat reflektif akan naik 10-13% (tergantung kualitas kaca film) jika dipasangi kaca film sputtering. Naiknya presentase ini justru menimbulkan polemik baru yakni sinar matahari yang jatuh ke kaca akan memantul lebih keras (silau) bagi pengguna jalan lainnya.
Sejauh ini solusi yang ampuh masih dicari untuk mengatasi masalah ini. Sebab pandangan pengguna jalan lain juga mempengaruhi safety di sekitarnya , termasuk pada mobil yang memberi pantulan sinar.

Pembuatan Kaca Film
Konstruksi dasar kaca film terbuat dari polyester (berbahan dasar polymer) karena lebih kuat daripada plastik, meski memiliki bentuk fisik yang hampir serupa dengan plastik
Generasi pertama kaca film hanyalah selembar polyester yang diberi perekat (adhesive) baik pada kaca mobil maupun lapisan kaca kaca film itu sendiri. Perkembangan berikutnya, polyester diberi warna hitam dengan cara dicelupkan (dyed) atau digabung bersama polyester warna. Hasilnya hanya menampilkan nuansa teduh dengan memberikan efek bayangan (shading) pada interior, dimana secara psikologis semakin gelap semakin adem. Kelemahannya, selain menghalangi pandangan, kaca film mudah pudar dalam waktu 3-5 tahun karena tidak mampu menahan sinar UV.
Pewarnaan lantas berlanjut dengan nuansa logam. Melalui proses penguapan (evaporasi), logam (mayoritas aluminium) dipanaskan sehingga uapnya ditangkap oleh polyester. Kaca film jenis ini mampu menolak panas karena bentuknya menyerupai cermin. Tetapi lapisan aluminiumnya perlahan mudah mengelupas karena proses pewarnaan tidak sempurna. Di Indonesia kaca film jenis ini masih ada sekitar 30-40% dari seluruh kaca film yang beredar.
Memasuki generasi ketiga, kaca film memiliki babak baru pewarnaan dengan proses sputtering. Lapisan polyester dialiri listrik statis sehingga menjadi “magnet” yang bertujuan untuk mengikat logam. Jenis logamnya pun mulai beragam, kali ini merambah ke tembaga (cooper), ,perunggu (bronze), stainless steel dan titanium. Karakteristiknya menjadi pemantul cahaya di siang hari dan menjadi semi transparan di malam hari.

Cara kerja kaca film
Panas matahari dihasilkan melalui tiga spectrum, dengan kontribusi presentase UV 5%, visible light 44% dan IR (Infra Red )51%. Mereka tidak hanya menghasilkan panas tapi juga memberikan efek negatif terhadap mobil dan pengemudi. Spektrum UV bisa memudarkan warna eksterior dan interior, visible light menimbulkan silau pada kaca depan dan IR memberikan kontribusi panas secara radiasi
Pada saat ketiga spectrum tersebut menyerang kaca (yang terlapis kaca film), ada tiga fenomena yang terjadi, yakni diserap, diteruskan dan dipantulkan. Masing-masing memberikan presentase yang berbeda dan dijadikan perhitungan serta nilai jual oleh produsen. Meski begitu ada satu hal lagi yang harus diperhatikan yaitu re-radiated (panas dirambatkan secara radiasi).
Cuplikan di sarikan dari majalah Autobild.